
INVESTASI EMAS BANK BNI
Kekalahan kadang-kadang memang menyakitkan. Apalagi “kekalahan” yang terjadi tatkala agan menjalani transaksi di mata uang asing trading, dgn kata lain loss. Tentu saja, karna itu berarti kamu kehilangan sejumlah uang ditelan pasar. Tentu tak urusan yg menggembirakan.
Tapi jurangan juga tentu sering mendengar kalimat dorongan semacam ini, “Orang yg hebat tidaklah orang yang nggak sudah gagal, tetapi orang yang selalu bisa bangkit tiap kali memperoleh kegagalan.”
Jadi, bro/sis tak butuh berkecil hati jika sekali-dua kali menemukan kerugian. Yang memastikan apakah pembaca akan pergi sebagai pemenang dgn kata lain pecundang merupakan bagaimana strategi jurangan memahirkan beserta menerima “pukulan demi pukulan” kemudian dgn tips tertentu mengubahnya berubah kemenangan yg gemilang. Ya, transaksi trading memang serupa itu. Sebagian kali loss yaitu hal yang sangat biasa.
Pasti saja, buat memutarbalikkan keadaan tidaklah perkara yg bisa dilakukan scr instan. Diperlukan pengetahuan, kesabaran beserta kedisiplinan yg sekadar selain – pasti saja – kekuatan kapital yg memadai.
Berikut yakni tidak semua masalah yg harus pembaca fokus sbg bekal dlm ikhtiar menjadi “kekalahan” berubah “kemenangan”.
INVESTASI EMAS BANK BNI
Kesalahan regular yang sekali-sekali dilakukan seorang trader yakni membiarkan pikirannya dikuasai perasaan “dendam” setelah memperoleh kerugian. Ia pengen buru-buru membalas kekalahan yg baru saja ia alami, hingga ia dgn tergesa-gesa buru-buru mencari-cari potensi utk kembali membuka posisi.
Kekalahan kenyataannya menyakitkan, tetapi bro/sis mesti ingat bahwa setiap ketetapan wajib dilakukan dengan kepala dingin. Dari experiance kami, ribet untuk bisa konstan obyektif dalam mengambil langkah dlm transaksi trading kalo keadaan kita sedang emosional. pembaca akan miring melewatkan tdk semua poin esensial dalam analisa anda sebab enggak mau tertinggal kesempatan bersama kepingin buru-buru “membayar” kekalahan bro/sis barusan. Ini berbahaya, sebab k'lo demikian hingga besar kemungkinan kamu mau lagi menemukan tekor dengan makin lama membebani bayangan beserta perasaan Anda.
Hingga langkah yang sungguh tepat yaitu ekspres menutup perangkat transaksi trading boss selesai menemukan kerugian. agan baru boleh kembali bertarung kalau kerugian yang sudah selanjutnya nggak lagi terbayang pada waktu anda kepingin menjalankan transaksi.
INVESTASI EMAS BANK BNI

Atur Ulang Jual/Beli Trading Plan
Dalam kondisi ini, yang usah diatur ulang yakni pembatasan rawan dalam setiap transaksi. Jika anda sudah menetapkan bahaya per transaksi – ibaratnya – yaitu 5%, maka pakaikan juga 5% tersebut dari area modal terakhir yang anda miliki.
Dgn demikian tampak bahwa semakin besar modal Anda, “cadangan peluru” bapak/ibu juga mau semakin banyak. Terlihat pula bahwa makin lama kecil modal, bagi dapat transaksi trading dengan nyaman, resiko per jual/beli justru makin lama gede (10% versus 5%).
INVESTASI EMAS BANK BNI
Penilaian Transaksi
Kadang-Kadang kita mendapatkan tekor karena kesalahan kita menginterpretasi chart, sinyal yg muncul dari proses trading, atau bahkan kesalahan menghitung position size. Bakal itu, ada baiknya pembaca melaksanakan penilaian apa yg memicu kamu mengalami kerugian.
Apakah bapak/ibu telah memperbuat trading plan dgn baik? Apakah jurangan telah benar-benar melaksanakan check & re-check pada signal yang diberikan oleh langkah trading? Apakah agan telah benar-benar menghitung kans resiko? Apakah ada info yang mempengaruhi market dengan cara signifikan?
Pertanyaan-pertanyaan itu nanti hendak berubah prinsip bagi bapak/ibu bakal menilai apakah tekor yang anda natural adalah good loss alias bad loss. Jika bro/sis sudah melakukan semuanya dgn benar tetapi tetap loss juga, hingga itu sebenarnya yakni bagian dari ancaman trading yg – sekali lagi – sangat regular terjadi. Dengan terbiasa memperbuat evaluasi, anda malah mau bisa meninggikan kemahiran transaksi trading Anda.
Jadi, apakah kamu baru saja memperoleh “kekalahan”? Jangan khawatir, mampu jadi itu akan berubah awal langkah kemenangan. Tetep semangat.
