Minggu, 15 April 2018
SEMINAR FOREX JAKARTA 2015
Kekalahan terkadang sebenarnya menyakitkan. Apalagi “kekalahan” yang terjadi tempo bapak/ibu memperbuat jual/beli di foreign exchange trading, alias loss. Pasti saja, sebab itu berarti pembaca kehilangan sejumlah uang ditelan pasar. Puguh bukan keadaan yg menggembirakan.
Tapi anda juga puguh sering mendengar kalimat stimulan semacam ini, “Orang yang hebat bukanlah orang yang tak sempat gagal, melainkan orang yg selalu dapat bangkit masing-masing kali menemukan kegagalan.”
Jadi, bro/sis enggak usah berkecil hati jika sekali-dua kali menemukan kerugian. Yang memutuskan apakah boss bakal meninggalkan selaku pemenang atau pecundang adalah bagaimana pola agan membimbing dengan menerima “pukulan demi pukulan” kemudian dgn pola tertentu mengubahnya berubah kemenangan yg gemilang. Ya, trading kenyataannya seperti itu. Tdk Semua kali loss adalah perkara yang amat biasa.
Puguh saja, untuk memutarbalikkan kondisi bukanlah soal yang mampu dilakukan dengan cara instan. Diperlukan pengetahuan, kesabaran & kedisiplinan yg hanya disamping – pasti saja – kekuatan modal yang memadai.
Berikut ialah nggak semua soal yg perlu kamu fokus bagaikan bekal dalam usaha merubah “kekalahan” menjelma “kemenangan”.
SEMINAR FOREX JAKARTA 2015
Kesalahan jamak yg acap dilakukan seorang pemain yakni membiarkan pikirannya dikuasai perasaan “dendam” setelah menemukan kerugian. Ia mau segera membalas kekalahan yg baru saja ia alami, hingga ia dgn tergesa-gesa buru-buru mencari-cari prospek buat kembali membuka posisi.
Kekalahan sebenarnya menyakitkan, tetapi bapak/ibu mesti sadar bahwa setiap pertimbangan mesti dilakukan dengan kepala dingin. Dari pengalaman kami, susah buat dapat selalu obyektif dlm mengambil hasil dlm transaksi trading kalau keadaan kita sedang emosional. boss akan condong melewatkan sebagian poin bernilai dlm ulasan bro/sis sebab tak kepingin tertinggal prospek & pengen buru-buru “membayar” kekalahan jurangan barusan. Ini berbahaya, karna jika demikian dan sampai-sampai besar probabilitas anda hendak kembali menjumpai tekor & makin lama membebani anggapan dengan perasaan Anda.
Lalu langkah yang sangat tepat ialah secepatnya menutup platform transaksi trading anda setelah menjumpai kerugian. pembaca baru boleh lagi bertarung jika tekor yg sudah selanjutnya nggak lagi terbayang momen kamu hendak melaksanakan transaksi.
SEMINAR FOREX JAKARTA 2015
Atur Ulang Trading Plan
Dlm hal ini, yg kudu diatur ulang ialah pembatasan resiko dalam setiap transaksi. Jika pembaca udah menetapkan resiko per transaksi – misalnya – merupakan 5%, hingga terapkan juga 5% tersebut dari bagian kapital terakhir yang anda miliki.
Dengan demikian muncul bahwa lama kelamaan gede modal Anda, “cadangan peluru” anda juga bakal makin lama banyak. Tampak pula bahwa lama kelamaan kecil modal, bagi dapat trading dengan nyaman, bahaya per transaksi malah semakin gede (10% versus 5%).
SEMINAR FOREX JAKARTA 2015
Evaluasi Transaksi
Seringkali kita menemukan kerugian karena kesalahan kita menginterpretasi chart, sinyal yang muncul dari kaidah trading, alias sampai-sampai kekeliruan menghitung position size. Utk itu, ada baiknya agan mengerjakan penilaian apa yang mengundang boss memperoleh kerugian.
Apakah bapak/ibu telah menjalani trading plan dgn baik? Apakah bro/sis sudah benar-benar melaksanakan check & re-check pd sinyal yang diberikan oleh aneka tips trading? Apakah agan sudah sungguh-sungguh menghitung kans resiko? Apakah ada berita yg mempengaruhi market dengan cara signifikan?
Pertanyaan-pertanyaan itu nanti mau menjadi fondasi buat anda untuk menilai apakah tekor yang kamu natural adalah good loss dengan kata lain bad loss. Jika bapak/ibu sudah menjalani semuanya dgn benar namun teguh loss juga, hingga itu emang ialah bagian dari rawan trading yang – sekali lagi – sangat normal terjadi. Dengan terbiasa melaksanakan evaluasi, agan justru akan dapat meningkatkan kapasitas transaksi trading Anda.
Jadi, apakah boss baru saja menjumpai “kekalahan”? Jangan khawatir, dapat jadi itu mau menjelma awal langkah kemenangan. Selalu semangat.
