Kamis, 10 Mei 2018
INVESTASI EMAS BANK
Kekalahan seringkali kenyataannya menyakitkan. Apalagi “kekalahan” yg terjadi saat anda melaksanakan jual/beli di mata uang trading, dengan kata lain loss. Tentu saja, karena itu berarti bapak/ibu kehilangan sejumlah uang ditelan pasar. Puguh enggak ihwal yg menggembirakan.
Tapi boss juga tentu kadang kala mendengar kalimat motivasi semacam ini, “Orang yg hebat bukanlah orang yg enggak pernah gagal, tetapi orang yg terus-menerus dapat bangkit tiap kali menemukan kegagalan.”
Jadi, bro/sis enggak butuh berkecil hati jika sekali-dua kali menjumpai kerugian. Yg memastikan apakah pembaca hendak meninggalkan sbg pemenang dengan kata lain pecundang ialah gimana petunjuk agan mendidik serta menerima “pukulan demi pukulan” sesudahnya dgn bimbingan tertentu mengubahnya berubah kemenangan yang gemilang. Ya, transaksi trading benar-benar seperti itu. Tdk Semua kali loss ialah soal yang sangat biasa.
Pasti saja, bagi memutarbalikkan situasi tidaklah problem yg dapat dilakukan dengan cara instan. Diperlukan pengetahuan, kesabaran dengan kedisiplinan yang sekadar selain – puguh saja – kekuatan modal yg memadai.
Berikut yaitu tdk semua urusan yang mesti jurangan perhatikan selaku bekal dalam daya menjadi “kekalahan” menjadi “kemenangan”.
INVESTASI EMAS BANK
Kekeliruan normal yg acap dilakukan seorang trader yakni membiarkan pikirannya dikuasai perasaan “dendam” selepas memperoleh kerugian. Ia kepingin selekasnya membalas kekalahan yang baru saja ia alami, hingga ia dgn tergesa-gesa ekspres mencari-cari potensi bakal kembali membuka posisi.
Kekalahan memang menyakitkan, namun jurangan harus ingat bahwa tiap langkah perlu dilakukan dengan kepala dingin. Dari experiance kami, pelik bagi mampu tetap obyektif dlm mengambil sikap dalam trading jika keadaan kita sedang emosional. bapak/ibu bakal menjurus melewatkan sebagian poin substansial dlm studi anda karna enggak kepingin tertinggal peluang serta mau buru-buru “membayar” kekalahan jurangan barusan. Ini berbahaya, karena bila demikian hingga besar berkesempatan bapak/ibu mau kembali mendapatkan loss dan semakin membebani pendirian beserta perasaan Anda.
Dan Sampai-Sampai langkah yang sangat tepat yaitu selekasnya menutup platform transaksi trading anda selepas mendapatkan kerugian. kamu baru boleh lagi bertarung k'lo kerugian yang telah kemudian enggak lagi terbayang selagi bro/sis ingin menjalani transaksi.
INVESTASI EMAS BANK
Atur Ulang Trading Plan
Dlm kasus ini, yang wajib diatur ulang yaitu pembatasan bahaya dlm tiap transaksi. Bila bapak/ibu sudah menetapkan bahaya per jual/beli – umpamanya – yakni 5%, hingga pakaikan juga 5% tsb dari area kapital terakhir yg kamu miliki.
Dgn demikian terlihat bahwa lama kelamaan gede kapital Anda, “cadangan peluru” pembaca juga hendak lama kelamaan banyak. Muncul pula bahwa semakin kecil modal, bagi dapat trading dengan nyaman, rawan per jual/beli malah makin lama gede (10% versus 5%).
INVESTASI EMAS BANK
Penilaian Transaksi
Seringkali kita memperoleh tekor karna kesalahan kita menginterpretasi chart, signal yang muncul dari tips trading, atau lebih-lebih kekeliruan menghitung position size. Bagi itu, ada baiknya boss menjalankan penilaian apa yg memicu agan mendapatkan kerugian.
Apakah anda sudah mengerjakan trading plan dengan baik? Apakah anda sudah sungguh-sungguh melaksanakan check & re-check pd signal yg disampaikan oleh tips-tips trading? Apakah boss telah sungguh-sungguh menghitung kesempatan resiko? Apakah ada info yang mempengaruhi market scr signifikan?
Pertanyaan-pertanyaan itu nanti mau menjelma tumpuan utk agan bagi menghitung apakah kerugian yang jurangan alami adalah good loss atau bad loss. Kalau kamu telah mengerjakan semuanya dengan benar tetapi kukuh loss juga, hingga itu benar-benar yaitu area dari bahaya trading yg – sekali lagi – amat normal terjadi. Dgn terbiasa menjalani evaluasi, bro/sis malah akan mampu meningkatkan kapabilitas transaksi trading Anda.
Jadi, apakah kamu baru saja mendapatkan “kekalahan”? Jangan khawatir, dpt jadi itu akan menjadi awal langkah kemenangan. Tetep semangat.
