Kamis, 30 Agustus 2018
FOREX SEMINARS GREECE
Kekalahan adakalanya kenyataannya menyakitkan. Apalagi “kekalahan” yang terjadi tempo boss memperbuat transaksi di foreign exchange trading, alias loss. Tentu saja, krn itu berarti pembaca kehilangan sejumlah uang ditelan pasar. Tentu tanpa masalah yg menggembirakan.
Tapi agan juga tentu sekali-sekali mendengar kalimat stimulan semacam ini, “Orang yg hebat bukanlah orang yang tidak sempat gagal, tetapi orang yg selamanya sanggup bangkit setiap kali menerima kegagalan.”
Jadi, pembaca tak mesti berkecil hati k'lo sekali-dua kali mendapatkan kerugian. Yang memastikan apakah anda bakal pergi bagaikan pemenang alias pecundang adalah dengan tutorial apa teknik bapak/ibu melatih beserta menerima “pukulan demi pukulan” lalu dgn tata cara tertentu mengubahnya berubah kemenangan yang gemilang. Ya, transaksi trading sebenarnya sebagaimana itu. Tak Semua kali loss ialah kasus yg amat biasa.
Puguh saja, untuk memutarbalikkan keadaan bukanlah kondisi yg sanggup dilakukan dgn cara instan. Diperlukan pengetahuan, kesabaran dengan kedisiplinan yg cuman disamping – puguh saja – kekuatan kapital yg memadai.
Berikut yakni tdk semua kondisi yang perlu boss perhatikan sebagai bekal dalam daya menjelma “kekalahan” berubah “kemenangan”.
FOREX SEMINARS GREECE
Kesalahan lumrah yang kadang kala dilakukan seorang trader ialah membiarkan pikirannya dikuasai perasaan “dendam” selepas mengalami kerugian. Ia mau buru-buru membalas kekalahan yang baru saja ia alami, lalu ia dgn tergesa-gesa secepatnya mencari-cari potensi bakal lagi membuka posisi.
Kekalahan emang menyakitkan, tapi pembaca usah sadar bahwa setiap kepastian wajib dilakukan dgn kepala dingin. Dari pengalaman kami, susah untuk dapat kukuh obyektif dalam mengambil ketetapan dlm trading k'lo kondisi kita sedang emosional. bro/sis akan miring melewatkan tidak semua poin bernilai dlm analisa bro/sis sebab enggak mau tertinggal kesempatan serta pengen buru-buru “membayar” kekalahan kamu barusan. Ini berbahaya, krn bila demikian maka gede potensinya boss bakal lagi menemukan tekor & makin lama membebani pikiran serta perasaan Anda.
Hingga langkah yg sangat tepat ialah buru-buru menutup peranti transaksi trading agan setelah mengalami kerugian. anda baru boleh lagi bertarung kalo loss yang sudah lantas tidak lagi terbayang selagi kamu pengen menjalani transaksi.
FOREX SEMINARS GREECE
Atur Ulang Jual/Beli Trading Plan
Dlm urusan ini, yg perlu diatur ulang merupakan pembatasan rawan dalam tiap transaksi. Kalo boss udah menetapkan resiko per transaksi – contohnya – merupakan 5%, maka terapkan juga 5% tersebut dari lokasi kapital terakhir yang kamu miliki.
Dgn demikian muncul bahwa lama kelamaan gede kapital Anda, “cadangan peluru” boss juga bakal lama kelamaan banyak. Tampak pula bahwa makin lama kecil modal, bagi dapat transaksi trading dengan nyaman, rawan per transaksi justru semakin besar (10% versus 5%).
FOREX SEMINARS GREECE
Penilaian Transaksi
Kadang-Kadang kita menemukan kerugian krn kekeliruan kita menginterpretasi chart, sinyal yang muncul dari teknik trading, atau terlebih kesalahan menghitung position size. Utk itu, ada baiknya bapak/ibu menjalani pertimbangan apa yang membawa dampak agan mendapatkan kerugian.
Apakah agan sudah melaksanakan trading plan dgn baik? Apakah kamu sudah benar-benar memperbuat check & re-check pada signal yang diberikan oleh strategi trading? Apakah agan sudah benar-benar menghitung prospek resiko? Apakah ada info yang mempengaruhi pasar dengan cara signifikan?
Pertanyaan-pertanyaan itu nanti akan menjelma pijakan bakal jurangan bakal menilai apakah tekor yang agan natural yaitu good loss dgn kata lain bad loss. Bila agan sudah memperbuat semuanya dgn benar namun konsisten loss juga, maka itu kenyataannya adalah wilayah dari resiko transaksi trading yg – sekali lagi – amat standar terjadi. Dengan terbiasa melaksanakan evaluasi, anda justru akan bisa menambah kemampuan trading Anda.
Jadi, apakah kamu baru saja mengalami “kekalahan”? Jangan khawatir, dpt jadi itu akan menjadi awal langkah kemenangan. Konsisten semangat.
