Senin, 24 Desember 2018
INVESTASI EMAS CSI
Kekalahan kadang-kadang emang menyakitkan. Apalagi “kekalahan” yang terjadi tatkala agan melakukan jual/beli di valuta asing trading, alias loss. Pasti saja, karena itu berarti jurangan kehilangan sejumlah uang ditelan pasar. Tentu nggak perihal yg menggembirakan.
Namun boss juga puguh kerap mendengar kalimat semangat semacam ini, “Orang yg hebat tidaklah orang yg tidak pernah gagal, melainkan orang yg selamanya mampu bangkit masing-masing kali mengalami kegagalan.”
Jadi, kamu nggak harus berkecil hati kalo sekali-dua kali memperoleh kerugian. Yang memastikan apakah pembaca akan pergi sbg pemenang alias pecundang merupakan dengan aturan apa metode bapak/ibu membimbing dan menerima “pukulan demi pukulan” kemudian dgn panduan tertentu mengubahnya menjelma kemenangan yg gemilang. Ya, transaksi trading emang seperti itu. Tdk Semua kali loss adalah kondisi yang sangat biasa.
Tentu saja, bakal memutarbalikkan suasana bukanlah keadaan yg dapat dilakukan scr instan. Diperlukan pengetahuan, kesabaran dengan kedisiplinan yang semata-mata disamping – pasti saja – kekuatan kapital yg memadai.
Berikut adalah beberapa ihwal yang harus kamu fokus sbg bekal dalam usaha menjelma “kekalahan” menjelma “kemenangan”.
INVESTASI EMAS CSI
Kekeliruan jamak yg terkadang dilakukan seorang trader yaitu membiarkan pikirannya dikuasai perasaan “dendam” selesai mendapatkan kerugian. Ia mau ekspres membalas kekalahan yg baru saja ia alami, hingga ia dengan tergesa-gesa selekasnya mencari-cari probabilitas bagi kembali membuka posisi.
Kekalahan emang menyakitkan, tapi pembaca mesti sadar bahwa tiap hasil kudu dilakukan dengan kepala dingin. Dari pengetahuan kami, pelik untuk mampu teguh obyektif dalam mengambil sikap dalam trading kalo situasi kita sedang emosional. jurangan akan mengarah melewatkan tdk semua poin substansial dlm ulasan boss sebab enggak pengen tertinggal probabilitas serta kepingin ekspres “membayar” kekalahan pembaca barusan. Ini berbahaya, karna k'lo demikian dan sampai-sampai gede berkesempatan bro/sis mau lagi memperoleh tekor dengan lama kelamaan membebani pendapat & perasaan Anda.
Maka langkah yg sungguh tepat adalah selekasnya menutup perangkat transaksi trading kamu selesai mendapatkan kerugian. jurangan baru boleh lagi bertarung bila tekor yg sudah lantas enggak lagi terbayang tatkala kamu pengen memperbuat transaksi.
INVESTASI EMAS CSI
Atur Ulang Transaksi Trading Plan
Dalam urusan ini, yg wajib diatur ulang yaitu pembatasan rawan dalam tiap transaksi. Kalo kamu udah menetapkan ancaman per jual/beli – contohnya – adalah 5%, lalu pakaikan juga 5% tsb dari area modal terakhir yg bro/sis miliki.
Dengan demikian kelihatan bahwa semakin gede modal Anda, “cadangan peluru” boss juga mau semakin banyak. Terlihat pula bahwa lama kelamaan kecil modal, buat bisa trading dengan nyaman, rawan per jual/beli malah makin lama besar (10% versus 5%).
INVESTASI EMAS CSI
Evaluasi Transaksi
Terkadang kita memperoleh loss karena kekeliruan kita menginterpretasi chart, signal yg muncul dari pola trading, dengan kata lain malahan kesalahan menghitung position size. Untuk itu, ada baiknya agan mengerjakan evaluasi apa yang menghasilkan pembaca menemukan kerugian.
Apakah pembaca sudah melakukan transaksi trading plan dgn baik? Apakah anda telah sungguh-sungguh menjalankan check & re-check pada sinyal yg dilayangkan oleh arahan trading? Apakah anda sudah benar-benar menghitung kans resiko? Apakah ada berita yang mempengaruhi pasar secara signifikan?
Pertanyaan-pertanyaan itu nanti mau menjadi landasan untuk bro/sis bakal menghitung apakah tekor yg pembaca alami adalah good loss alias bad loss. Kalo agan telah mengerjakan semuanya dgn benar tetapi teguh loss juga, hingga itu benar-benar yakni daerah dari rawan transaksi trading yg – sekali lagi – amat biasa terjadi. Dengan terbiasa menjalani evaluasi, boss justru hendak mampu meninggikan kapabilitas trading Anda.
Jadi, apakah bapak/ibu baru saja mendapatkan “kekalahan”? Jangan khawatir, mampu jadi itu hendak menjelma awal langkah kemenangan. Senantiasa semangat.
